Senin, 25 Maret 2024

Mencari Kedamaian Di Bumi

Manusia diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi agar menjadi khalifah, mewakili kebenaran dan membina ketenteraman. Amanat Allah ini seyogyanya dapat dipikul semenjak dini. Dan betapa kita menyelesaikan amanat Allah sepanjang kurun waktu kehidupan di dunia ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya dan diperiksa dengan seksama.

Kita tidak membawa apa-apa saat lahir ke dunia, kita hanya datang dengan membawa tangis dan dalam kondisi yang bersih dan telanjang. Allah kemudian memberi kita bekal, yakni akal. Karena dengan akal inilah manusia kemudian diperintahkan mengolah kehidupan di dunia, menggali laut, menembus angkasa luas, untuk mensejahterakan umat manusia dan bukan sebaliknya. Dengan akal, manusia harus mampu berfikir dan sadar bahwa mereka sebenarnya fana, lemah, dan membutuhkan bantuan orang lain, makhluk lain, flora, fauna, atau alam ciptaan Allah seluruhnya.

Kemudian bersyukurlah dengan kenikmatan itu, berbaktilah serta berikan manfaat kepada segala yang diluar dirinya. Anaknya, istrinya, rakyatnya, dan alam sekitarnya. Sebab kelestarian pada yang lain adalah demi kelestarian dirinya juga. Demikian itu merupakan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi : “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya kepada manusia “. 

Namun kadangkala kita tidaklah mampu mempergunakan akal dengan sebaik-baiknya. Jangkauan dan pandangan manusia seringkali terlalu sempit dan dangkal. Mereka kerapkali berkejaran seolah-olah membangun dunia sekarang, akan tetapi pada kenyataannya malah cuma membangun dunianya masing-masing. Mereka tidaklah sadar, mereka lalai bahwa yang sekarang ini akan membekas dimasa yang akan datang. Yang lebih celakanya lagi bila seseorang telah mengejar dunianya sampai tega mencelakai dan mendzolimi  orang lain.

Padahal Allah dengan tegas berfirman : “ Hai, orang-orang yang percaya. Takutlah kepada Allah Dan hendaklah kamu berjaga-jaga terhadap apa yang telah berlalu bagi sejarah yang akan datang. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha tahu atas apa yang kalian kerjakan. “ (Al-Hasyar : 18).

Banyak kejadian, bencana akhir-akhir ini di negeri Indonesia tercinta. Mungkin kita perlu merenung sejenak banyak perilaku kita yang telah menyimpang dari ajaran Allah. Perilaku yang disadari hingga yang tidak kita sadari. Bangsa yang telah banyak mengalami keterpurukan moral. Mungkin segala sesuatu ini ada hikmahnya dan Allah memberikan cobaan. Segala sesuatu kita embalikan kepada Allah, memohon ampun, memohon doa agar diberi kehidupan yang sejahtera, damai, di dunia dan akhirat. Amin.(Rofi)

Minggu, 24 Maret 2024

Berpakaian Menurut Kacamata Islam


Berpakaian Menurut Kacamata Islam Pakaian   merupakan   salah   satu   anugrah   bagi   manusia   yang   sekaligus membedakannya dari makhluk-makhluk lainnya di dunia. Pakaian juga merupakan salah satu   simbol   peradaban   manusia.   Itulah   sebabnya,   manusia   yang   tergolong   primitif sekalipun, mengenal pakaian. Pakaian yang dikenakan manusia primitif sangat sederhana. Semakin  maju  peradaban  manusia,  semakin  lengkap  dan  semakin  indah  pula  pakaian mereka. 

Pada   zaman   yang   serba   modern   ini   sesungguhnya   merupakan   suatu   prestasi peradaban   manusia.   Seharusnya,   semakin   tingginya   peradaban   ini   berdampak   positif terhadap perkembangan tata berbusana. Hal ini mengingat bahwa pada zaman modern, dengan teknologi yang canggih, dapat memproduksi pakaian secara massal dalam waktu singkat.

Namun   demikian,   justru   pada   zaman   yang   modern   ini   seakan-akan   dengan pakaiannya orang-orang mengembalikan peradabannya sendiri ke tingkat yang rendah. Secara   hedonis,   memang   pakaian-pakaian   modern   tampak   lebih   indah.   Akan   tetapi, fungsinya sebagai penutup aurat, jelas-jelas diabaikan. Padahal, menurut syari’at Islam, menutup aurat adalah kewajiban agama. Sebagai muslim dan muslimah, tak bisa lain kita wajib mengamalkannya.  Kewajiban  menutup aurat   sama wajibnya  dengan  shalat dan kewajiban-kewajiban lainnya. 

Dalam Islam, fungsi pakaian sebagai keindahan dan penutup aurat ini tak dapat dipisahkan, sebagaimana firman Allah SWT :  “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah   menurunkan   pakaian   untuk   menutupi   aurat   dan   pakaian   yang   indah   untuk perhiasan. Pakaian taqwa adalah pakaian yang baik.” (Q.S.Al-A’raf : 26)   Dalam ayat ini Allah SWT, menyebut pakaian yang baik sebagai pakaian taqwa. Pakaian   ini   meliputi   kriteria   :   menutup   aurat   dan   indah.   Pakaian   inilah   yang   layak digunakan untuk menghias ndiri dihadapan Allah SWT dan sesama manusia.

 Disinilah ternyata Islam sangat memperhatikan hal-hal yang bersifat estetis pada manusia. Nabi Muhammad SAW  bersabda  :  “Sesungguhnya Allah  SWT  itu indah dan suka  dengan keindaha.” (HR.Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)Selanjutnya   mari   kita   simak   firman   Allah   SWT   :  “   Dan   Dia(Allah   SWT) menjadikan   untuk   kamu   pakaian   yang   menjaga   kamu  dari   panas   dan   pakaian  yang memelihara kamu waktu berperang. Demikianlah Dia semurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu berserah diri.” (An-Nahl : 81)

Dengan demikian fungsi pakaian yang ketiga adalah untuk menjaga kesehatan. Sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari, pakaian melindungi kita yang rentan bahaya bila terkena sinar matahari secara langsung. Disamping itu, pakaian juga menjaga agar temperatur tubuh terpelihara dari udara dingin diluar tubuh.  

Fungsi pakaian yang  paling penting  adalah melindungi kita  dari godaan  setan yang terkutuk. Dinyatakan dalam firman Allah berikut : “ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke dada-dada mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, dan supaya mereka tidak diganggu’ Allah maha pengampun dan maha penyayang” (Al-Quran : 24: 31). (Rofi)

Warta Populer